Kebanyakan orang rela bekerja keras untuk menebalkan kantong pribadi. Namun seorang miliarder Arab Saudi justru melakukan hal yang sebaliknya. Ia rela kehilangan seluruh harta yang telah didapatkan hanya demi beramal, Sahabat 99.
Kisah seorang pria bernama Sulaiman Al-Rajhi sukses menginspirasi banyak orang.
Pasalnya pria kelahiran 1920 rela jatuh miskin demi memberi orang yang lebih membutuhkan.
Untuk lebih jelasnya, yuk simak kisah miliarder Arab Saudi ini dalam artikel berikut!
Kisah Miliarder Arab Saudi yang Rela Jatuh Miskin
Sulaiman Al-Rajhi merupakan pendiri bank Islam terbesar di dunia bernama Bank Al-Rajhi.
Selain itu, perusahaan miliknya juga disebut sebagai yang terbesar di Arab Saudi.
Oleh sebab itu di tahun 2011, Al-Rajhi dinobatkan sebagai orang ke-120 terkaya di dunia versi majalah Forbes.
Kekayaannya konon bahkan menembus angka US$7,7 miliar, Sahabat 99.
Menariknya, setelah mencapai kesuksesan ia justru melepaskan semua hartanya begitu saja dan memilih untuk hidup miskin.
Saham-saham miliknya ia berikan kepada anak-anaknya, yakni Saleh, Sulaiman, Abdullah, dan Mohammed.
Kemudian ia mewakafkan seluruh ladang kurma milikinya, salah satunya adalah kebun seluas 5.466 hektar yang diberikan kepada Yayasan Al Khairiyyah.
Di bidang pendidikan, Al-Rajhi membangun sebuah universitas gratis untuk kaum dhuafa.
Terakhir baru-baru ini, ia menyerahkan dua hotel miliknya di Makkah kepada Kementerian Kesehatan Saudi Arabia.
Ini dilakukannya untuk mendukung upaya penanganan Covid-19 pemerintah.
Bisa dibilang di usia tuanya ini, Al-Rajhi tidak memiliki uang tunai, properti, saham, dan harta duniawi lainnya.
Ia hanya menyisakan pakaian sehari-hari untuk dikenakannya beraktivitas.
Alasan Utama Al-Rajhi Melepaskan Seluruh Harta Miliknya
Menariknya, sebelum mencapai kesuksesan sebenarnya Al-Rajhi pernah dua kali jatuh miskin dan tidak memiliki uang sedikit pun.
Namun, kondisi ini justru membuatnya menyadari bahwa seluruh kekayaan di muka bumi ini adalah milik Allah.
Ia hanya dipercaya untuk menjaganya sementara dan tidak berhak untuk memilikinya.
Oleh sebab itu Al-Rajhi kemudian memutuskan untuk memberikan hartanya kepada yang lebih berhak.
Ini meliputi kaum dhuafa, saudara, anak, kerabat, serta pribadi lainnya yang lebih membutuhkan.
Lebih lanjut, Al-Rajhi mengungkapkan dirinya tidak mau menghabiskan masa tua terjerat oleh harta duniawi.
Ia juga ingin melakukan hal yang lebih berguna untuk orang lain.
Oleh sebab itu kemiskinan yang dialaminya sekarang justru membawa rasa bahagia, tenang, dan damai di hari tuanya.
Posting Komentar
Posting Komentar