Vidio.. Rumah Tanggaku Hancur Karena FB dan WA, Pelajaran Bagi yang Sudah Menikah
Awalnya kami cuma saling like status lama kelamaan beralih saling berkirim pesan, dalam pesan-pesan yang singkat kami pun saling rinci keadaan meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak usia 8 tahun, dia tetap manis menanggapinya.
Dari situ kami teruskan kirim pesan dengan saling berikan Nomor WA dan Kirim foto dan berujung pada janjian adakan pertemuan.
Aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana, dia memang lebih ganteng dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah, seragam olah raga dan tas mahal untuk anakku, bayangkan untuk membeli barang tersebut dia rela merogoh ATM nya.
Aku begitu terharu, itulah awal pertemuanku dan hari berikut koment-komentnya mulai sedikit genit dan nakal tetapi anehnya aku makin terhibur dengan inbok-inbok nakalnya hingga mulailah setan merayapiku, aku tak segan-segan memberi foto telan jang dada permintaannya.
Malam-malam yang ku lalui penuh bunga-bunga bangkai yang bertebaran, invite WA, FB dan mention twitter begitu berani, v*lg4r dan menantang b!r4hi.
Aku tidak menyangka, meski sudah beranak satu tapi masih ada perjaka yang menyukai, belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di jogjakarta.
Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di kotaku jakarta, sebulan dia di jakarta membuat kami sering adakan pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan, 3 bulan berlalu, aku mulai h4m!l, aku merasa biasa saja tetapi kedua orang tuaku bingung dan mempermasalahkannya.
Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai luar jawa dan sudah barang tentu tak pernah setahun ini menyentuhku tetapi aku tetap bilang pada mereka, bahwa ini adalah j4n!n suamiku tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong.
Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang, Tanpa basa-basi, suamiku pun cek WA dan FB ku, aku demikian bingung dan panik karna masih ada pesan-pesan nakal ku di situ, aku pun takut dan menangis sejadi-jadinya hingga menyembah-nyembah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku.
Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai luar jawa dan sudah barang tentu tak pernah setahun ini menyentuhku tetapi aku tetap bilang pada mereka, bahwa ini adalah j4n!n suamiku tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong.
Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang, Tanpa basa-basi, suamiku pun cek WA dan FB ku, aku demikian bingung dan panik karna masih ada pesan-pesan nakal ku di situ, aku pun takut dan menangis sejadi-jadinya hingga menyembah-nyembah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku.
Posting Komentar
Posting Komentar